Jumat, 25 Januari 2013

Kumpulan Puisi Cinta Romantis




Akuilah Cinta

Kita tahu
kita percaya
bahwa rasa itu tumbuh sekian lama
dan bernaung di dalam hati
menunggu detik agar mewujudkanya
menjadi kata, kalimat, lalu suara

Aku tak peduli
bila ruang harus menyekat cinta
dan aku mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di ujung hari

Aku tidak peduli meski dibulan tak berbulan sekalipun
ruang masih saja menyekat cinta
dan aku masih saja mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di serambi taman surga

Aku tak peduli
bila langit menggulung mendungnya
dan menghujam bumi dengan ribuan bintik
lalu laut mengamuk menyapu karang yang tegar
tanah terkuak menenggelamkan harapan-harapan besar
dan akhirnya tuhan menyeru kepada malaikat maut
untuk bertebaran menyayat ribuan jiwa

Selelah apapun mataku mencari wujudmu
selelah apapun telinga meraba udara mencari suaramu
selelah apapun kaki berjalan, mengukir jejak mengejar bayangmu
apapun yang kau lakukan
bagaimanapun kau menolaknya
cinta akan tetap berada disana
menunggumu mengakui keberadaannya
kau dan aku tahu itu

Kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta


BUAIAN PELANGI

Jiwa ini bukanlah lagi milikku..
Berkelana dalam riaknya sendiri..
Hati ini telah pergi dariku
Bersama angin entah kemana, telah lelah aku mencari..

Dalam riaknya aku terbawa..
terjemahkan setiap maknanya dengan terpaksa..
memaknai setiap rasa dan merasakan setiap makna
Semua di suapkan padaku dengan paksa..

Aku terjaga setiap kali terluka,
Lalu kembali bermimpi dengan mata terbuka,
Aku bangkit, dan berjalan lagi,..
Lalu terjatuh dan terluka lagi,..

Jalan ini terasa sangat panjang..
Mungkinkah dia akan berujung?

Langit ini terlalu tinggi..
Akankah dia memberiku pelangi?
Di tengah Langit dan Jalan,
Bersama Mimpi dan Angin,
Pelangi hanyalah hayalan,


 Pergi Tak Kembali

Dimana kamu . . .
Kamu dimana . . .

Aku butuh kamu saat ini
Aku gelisah tanpa mu
Aku bagaikan serpih-serpihan dedaun
Yang belayang-layang yang entah
Kemana arahnya . . .
Aku binggung dan sangat binggung
Harus kemana ku langkahkan ke dua kaki ku ini
Tak ada tujuhan maupun ke inginan
Yang harus ku tempuh . . .
Tetapi ku terus berjalan lurus kedapan
Dengan sejutah harapan yang ku ingin kan
Bertemunya sosok dirimu yang dulu hilang
Namun . . . Tak ku sadari
Hari berganti jam,
Jam berganti menit,
Menit berganti detik,
Tak ada tanda-tanda datangnya diri mu
Yang ku tunggu-tunggu selama ini
Dan kini aku pun seperti bunga yang layu
Yang Tak bisa hidup lagi tanpa air yang di berikan
Aku pun berharap ada seseorang yang akan
Membasahi hatiku ini yang telah layu oleh masa
Lalu

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Devi Hermawan. Diberdayakan oleh Blogger.